Senin, 13 Juni 2016

tulisan ini masih dari sumber yang sama yah, yaitu dari yukdakwah






Keyakinan datangnya dari hati yang didasari oleh renungan dan pemikiran yang matang, sangatlah bijak jika segala perenungan didasari oleh kaidah-kaidah islam, agar kelak tak berlawanan dengan perintan Allah.

sumber: IG @yukdakwah
kali ini aku post tulisan dari instagram yukdakwah




Ujian dan cobaan dlam hidup terkadang berupa klapangan dan kenikmatan, namun terkadang juga berupa kesempitan dan musibah, bisa berupakekayaan ataupun kemiskinana, seorang mukmin akan menghadapai ujian dalam dua keadaan, : kondisi susah dan senang.
Sesungguhnya kehidupan dunia adalah negri ujian dan penuh dengan cobaan, tidakkah seorang hamba hidup didunia kecuali dia akan di uji dan nantinya akan kembali kepada Allah ta’ala, Allah Ta’ala berfirman
“supaya dia memberi balasan kepada orang-orang yang bberbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan member balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang baik”  (An-Najm:31)


sumber:yukdakwah
IG :@yukdakwah

REVIEW KRIM PENCERAH WAJAH FAIR & LOVELY


REVIEW KRIM PENCERAH WAJAH FAIR & LOVELY


Dalam beberapa minggu ini aku mencoba untuk menggunaka krim pencarah wajah, yang dalam iklan terkenal dengan A B C D, yaitu fair and lovely, awalnya aku takut menggunakan krim ini takut tidak cocok dengan kulit wajah aku, tapi allhamdulilah akhirnya cocok juga dengan kulit wajah aku,
Fair and lovely ini perawatan untuk wajah cerah, dengan teknologimulti vitamin terkini mengatasi problema wajah, fair & lovely perawatan yang cocok untuk memperlambat pembentukan melanin agar tidak ada noda hitam, mebuat wajah lebih bersih dan cerah, untuk membuat wajah kusam Nampak bercahaya, dapat menyamarkan bekas jerawat, dan fair & lovely juga mampu membantu meratakan warna wajah yan tidak merata,




Cara menggunakan fair & lovely sangatlah mudah, gunakan fair & lovely dengan merata pada wajah dan leher yang sudah dibersihkan, agar hasil yang lebih baik gunakan 2 kali sehari, pagi dan malam.

SEDERHANA MENDATANGKAN BAHAGIA



"Jika kamu kebingungan dari mana harus memulai untuk memperbaiki diri 
perbaikilah dulu shalatmu
lalu lihatlah bagaimana Allah akan mengubah hatimu.
berawal dari mengubah hati yang sering merasa sendiri,
menjadika lebih tenagn karena telah terisi"


sumber : aldilla dharma 
IG :@beraniberhijrah

Selasa, 07 Juni 2016

PENULISAN NASKAH IKLAN TELEVISI

PENULISAN NASKAH IKLAN TELEVISI
Dosen pengampu : Yopy Perdana Kusuma M.Ikom

Nama Kelompok :
Ardi Murhamdillah (1570201272)
Febbi Rizki (1470201156)
Himawan Sutanto (1470201176)
Juliarti Sulistianah (1470201194)
Muhammad Jovi Aldino (1470201164)
Nurul Agustin (1470201160)
Wahyu Budiman Dasta (14702011  )

Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Tangerang
2016/2017
KATA PENGANTAR
                     Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pembuatan Naskah Iklan Televisi”. Makalah ini kami susun dengan harapan agar dapat menambah pengetahuan tentang Penulisan Naskah Iklan Televisi.
                          Makalah ini merupakan hasil telah dari beberapa referensi tentang Penulisan Naskah Iklan Televisi. Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan wacana kepada pembaca tentang Penulisan Naskah Iklan Televisi. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
                          Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Demi kesempurnaan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat.,











DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
B.   RUMUSAN MASALAH
C.   TUJUAN PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
A.   PRINSIP DASAR MENULIS NASKAH IKLAN TELEVISI
B.   PEMBUATAN NASKAH IKLAN TELEVISI MERANGKAI STORYBOARD
C.   IKLAN TELEVISI
BAB III PENUTUP
A.   KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
                    Dalam merancang naskah, kita menetapkan dialog dan urutan elemen-elemen secara rinci. Merancang naskah merupakan spesifikasi lengkap dari teks dan narasi dalam iklan televisi. Untuk menulis naskah iklan TV berbeda dengan naskah iklan cetak maupun naskah profil perusahaan ataupun situs web. Karena iklan TV waktunya pendek (biasanya 30 detik) maka kata-katanya harus ringkas, mudah diucapkan dan diingat. Dengan waktu 30 detik tersebut pemecahan masalah utama konsumen ditujukkan dengan menggunakan produk superior yang diiklankan. Jika produknya terlalu besar, maka paling tidak logo atau nama perusahaan harus ditampilkan pada iklan TV.


B.   Rumusan Masalah
1.    Apa saja prinsip dasar dalam membuat naskah iklan televisi ?
2.    Apa itu Story Board dalam iklan ?
3.    Bagaimana cara membuat Story Board/naskah iklan ?

C.   Tujuan Pembahasan
1.    Mengetahui apa saja prinsip dasar dalam membuat naskah iklan televise.
2.    Mengetahui apa itu Story Board dalam iklan.
3.    Mengetahui bagaimana cara membuat Story Board/naskah iklan.


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Prinsip Dasar Menulis Naskah Iklan Televisi
Tanpa adanya prinsip dasar, maka iklan tidak akan bisa dikatakan sebagai iklan. Iklan akan terasa hambar dan kurang lengkap, baik itu iklan pada media elektronik maupun cetak. Berikut beberapa hal yang harus ada dalam sebuah iklan:
1. Tertera Pesan Tertentu
Pesan dalam sebuah iklan dapat merupakan perpaduan antara pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal merupakan pesan yang disampaikan baik secara lisan (melalui media audio maupun audio visual seperti televise dan radio yang dilakukan secara langsung dengan berbicara) maupun tulisan (melalui media cetak dan audio visual seperti Koran, baliho, spanduk). Dalam pesan verbal, iklan merupakan rangkaian kata-kata yang tersusun dari huruf vocal dan konsonan, yang membentuk makna tertentu. Sehingga apa yang dikeluarkan tersebut dapt dipahami dan mampu menjadi media untuk menarik minat seseorang.
Semua pesan yang bukan verbal adalah pesan non verbal. Asal mengandung arti, maka ia sudah dapat disebut sebagai sebuah pesan komunikasi. Pesan nonverbal bisa berupa visual, auditif dan non visual. Pesan nonverbal visual adalah pesan yang dapat diterima khususnya melalui indra mata, yang terdiri dari tiga bentuk, yaitu kinestik, proksemik, dan artifaktual. Pesan verbal visual kinestik berwujud gerakan-gerakan tubuh atau badan, baik sebagian tubuh atau seluruh tubuh.
2. Dilakukan dengan Cara Nonpersonal
Iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan secara nonpersonal (tidak dilakukan fece to face), namun ada media yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Penyampaian pesan yang dilakukan oleh sejumlah orang dapat disebut sebagai iklan jika menggunakan media, baik elektronik maupun cetak. Namun jika tidak dapat dilakukan secara nonpersonal maka tidak dapat dikatakan sebagai iklan.
3. Dilakukan oleh Komunikator (Sponsor)
Komunikator dan pesan iklan memiliki keterkaitan yang sangat kuat, berjalan secara beriringan dan saling menguntungkan. Dari hubungan tersebut maka dapat disimpulakan bahwa iklan merupakan suatu pesan tertentu yang sengaja dibuat dan disampaikan oleh komunikator atau sponsor secara jelas kepada orang lain atau khalayak umum.
Komunikator dalam sebuah iklan sangat beragam, dapat dating dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau organisasi bahkan Negara. Suatu pesan meskipun simple dan sederhana, sudah dapat disebut sebagai iklan jika sudah mengandung sponsor.

B.   Pembuatan Naskah Iklan Televisi Merangkai Storyboard.

Berikut ini diberikan contoh script dan story board iklan televisi.
Contoh Script Iklan Televisi
Brand : Planet Mint
Media: TV
Waktu : 30 detik
VIDEO AUDIO
1.    MS Tora sedang menggosok gigi menggunakan sikap gigi di kamar mandi Musik: Jingle masuk hingga selesai iklan komersial
2.    CUT Tora menggosok gigi dengan sikat gigi elektrik FVO: Ingin tahu cara membuat mulut tetap fresh, kesehatan gigi tetap terjaga, dan warna tetap putih?
3.    CUT Tora menggunakan obat kumur SFX: suara orang berkumur
4.    MS Setelah mulutnya terasa nyaman, segar, ia meninggalkan kamar mandi FVO: sekarang ada yang baru lho
5.    CUT Super: kemasan PLANET MINT. Bungkus yang terbuka, permen karet yang berbentuk bulat keluar. Dilatarbelakangi oleh visual effeck gelembung-gelembung air SFX: suara gelembung
6.    MS Esok paginya, Tora berada dalam kamar mandi untuk aktivitas biasa setiap harinya, ia memegang kemasan PLANET MINT

Super: ESOK HARINYA ….. (di sudut kanan atas)
 Tora : yang baru …
7.    Ekstrem CU: tangan Tora meletakkan bulatan permen PLANET MINT dan meletakkannya di tangan Musik
8.    MS: Tora mengunyah, nyengir dengan ekspresi segar dan meninggalkan kamar mandi Tora: Benar-benar fresh
9.    CUT ke produk PLANET MINT

Super: Sefektif menyikat gigi
FVO: PLANET MINT, seefektif menyikat gigi.




Contoh Storyboard Iklan Televisi





 C.   Iklan Televisi

Televisi merupakan media audiovisual yang canggih. Dengan menggunakan dua elemen kekuatan sekaligus yaitu audio dan visual menjadikan televisi sebagai media promosi yang sangat mahal. Sebuah tayangan 60 detik saja akan dapat disaksikan serentak oleh puluhan juta bahkan ratusan ribuan juta pasang mata di seluruh dunia.
Program di televisi memiliki kekhasan tertentu yang mempengaruhi pemirsanya. Dengan demikian , pemirsa terbagi pada program televisi yang disukainya. Misalnya, acara film anak-anak pada pagi dan petang hari menjangkau khalayak anak-anak. Acara memasak, sinetron, dan kesehatan menjangkau ibu-ibu rumah tangga. Dan acara diskusi politik, berita, film-film detektif menjangkau para pria berpendidikan.
Yang jelas media televisi merupakan media audiovisual sehingga estetika yang dituntut menyangkut indra pendengaran dan penglihatan. Untuk itu copywriting untuk iklan televisi memiliki karakteristik tertentu.

KARAKTERISASI IKLAN TELEVISI
Televisi merupakan media audiovisual sehingga penonton dapat melihat produk yang diiklankan di  televisi secara maksimal. Dengan demikian, iklan di televisi mempunyai karakteristik sebagi berikut.
1.      Pesan dari produk dapat dikomunikasikan secara total, yaitu audio, visual, dan gerak. Hal ini mampu menciptakan kelenturan bagi pekerja kreatif untuk mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, humor, dan lain-lain.

2.      Iklan di televisi memiliki sarana paling lengkap untuk eksekusi
3.      Iklan ditayangkan secara sekelebat.
Simaklah iklan televisi berikut ini. Unsur audio, visual, dan gerak digunakan secara maksimal dalam iklan tersebut. Selain itu, jika tidak di ulang kita mungkin tidak begitu mengerti iklan tersebut. Apalagi jika kita menontonnya sambil lalu. Itulah karakeristik iklan di televisi: hanya sekelebat ditayangkan. Untuk itu, iklan di televisi di ulang berkali-kali.
FORMAT IKLAN TELEVISI
Rancangan untuk iklan di media ini, disamping memuat pesan iklan yang verbal untuk diperdengarkan, juga memuat visual (gambar) untuk diperlihatkan kepada pemirsa. Oleh karena itu, rancangan iklan televisi, memuat:
1.      Script yang terdiri dari dua kolom.
a.  Satu kolom sebelah kiri dibuat untuk melukiskan rentetan adegan. Kolom kiri ini disebut dengan judul visual atau video.
b.  Kolom sebelah kanan dibuat untuk menjelaskan suara apa saja yang harus atau akan terdengar pada saat visual ditampilkan. Script ini merupakan panduan untuk membuat storyboard.
2.      Gambar
Gambar yang ditampilkan produk yang ditawarkan, gambar orang, kartun, maupun adegan lain sesuai dengan jalannya cerita yang tertera dalam script.
Rancangan iklan televisi yang memuat script dan gambar inilah yang disebut dengan storyboard. Stor board ini merupakan panduan bagi film director atau sutradara pada saat shooting dilaksanakan. Gambar-gambar dalam storyboard menggambarkan lajur visual dalam script.  Sedangkan teks (yang dalam storyboard biasanya ditulis di bawah atau disamping gambar) melukiskan kolom atau  lajur audio/sound dalam script.
Menulis script sebaiknya jangan terlalu rinci dalam hal teknik pengambilan gambar, agar tidak membatasi kebebasan sutradara atau kameraman dalam melakukan pengambilan gambar. Gambar-gambar yang ada pada storyboard hanyalah key frames (gambar utama dari serangkaian adegan)
Dalam satu detik, film bergerak terdiri dari 24 -25 frame. Tidak mungkin strory board dibuat untuk memenuhi tuntutan tersebut. Jumlah 24-25 frame tersebut disebut kecepatan normal untuk mata manusia. Bila kurang dari jumlah tersebut, hasil filmnya akan menjadi film berkecepatan lamban (slow motion).  Jika kebetulan copywriter memang menguasai bidang kamera, sebaiknya dibicarakan secara lisan dengan sutradara.
Memang idealnya, seorang copywriter iklan televisi — mengenal atau mempelajari bagaimana membuat film. Dia harus tahu teknik dasar menggunakan kamera (termasuk istilah-istilahnya) agar mampu meningkatkan kreativitas dalam menciptakan film iklan. Kecuali itu, pengetahuan ini diperlukan agar nantinya ketika storyboard itu diproduksi, ia dapat mengerti penjelasan dari sutradara dan biasa berkomunikasi dengan kameraman di lapangan. Bahkan sampai hasil shooting itu diedit, ia mampu berdiskusi dengan editor film.

PERALATAN YANG DIPAKAI DALAM AMUNISI  IKLAN TELEVISI
Berikut ini peralatan untuk memproduksi iklan televisi
1.      Tokoh, dapat terdiri dari bintang film, tokoh masyarakat, anak-anak, ataupun tokoh kartun yang mampu mendukung gambaran brand.
2.      Suara manusia atau voice biasanya disingkat VO.
Suara manusia terdiri  dari suara perempuan  atau female voice yang disingkat FVO dan suara laki-laki male voice yang disingkat MVO
3.      Musik
4.      Lagu/jingle
5.      Sound effect (SFX)
6.      Visual effect
7.      Super (super imposed), yaitu  huruf, tulisan, atau gambar grafis yang dimunculkan atau dicetak di atas gambar. Biasanya super menampilkan nama atau merk produk, nama perusahaan, slogan, dan lain-lain dengan maksud melengkapi atau memperjelas pesan.
8.      Warna








BAB III
PENUTUP
   A.   Kesimpulan
Iklan televisi banyak dipilih oleh pengiklan dan biro iklan karena kekuatannya yang mampu memberikan  mempunyai pengaruh dan dampak komunikasi yang kuat karena mengandalkan audio, visual, dan gerak. Bagi khalayak sasaran, iklan televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi mereka.
A television advertisement is a span of television programming produced and paid for by an organisation that conveys a message.
Iklan televisi, seperti yang dijelaskan sebelumnya memiliki kelebihan lewat efek sudio visualnya. Dan ini berdampak pula pada proses penangkapan pesan dan pengambilan keputusan konsumen ( penonton televise ). Iklan melalui televisi bisa benar-benar komersil, sekadar informasi atau bahkan digunakan untuk kepentingan politik.
Iklan televisi, pertama kali ada 1 Juli 1941 di Amerika Serikat saat Bulova Watch Company membayar 9$ kepada New York City NBC, untuk memutarkan spot produk mereka selama 20 detik, sebelum penayangan pertandingan baseball antara Brooklyn Dodgers dan Philadelphia Phillies.
Kemunculan iklan pertama tersebut terus disusul iklan-iklan lainnya, dan akhirnya melebar ke semua belahan penjuru dunia. Iklan televise juga lebih variatif. Saat ini, iklan televisi bisa murni iklan comercial, politik, sponsorsip, atau bahlan promo acara/program televisi. Baik dari tujuan, jenis maupun penampilannya sesuai dengan kemajuan teknologi animasi, grafis dan sound effect. Tarifnya pun terus melejit. Jika tahun 1941 untuk 20 detik hanya 9$, saat ini untuk durasi yang sama bisa mencapai pululan juta rupiah.


















DAFTAR PUSTAKA
Agustrijanto, 2002. Copywriting. Bandung Rosda



ORGANISASI DAN KOMUNIKASI MASSA

TEORI KOMUNIKASI
ORGANISASI DAN KOMUNIKASI  MASSA
MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS


NAMA DOSEN : MIRZA SHAHREZA.M,IK
NAMA KELOMPOK :
WAHYU BUDIMAN DASTA (1470201184)
KARINDA KAMALIA(1470201166)
JULIARTI SULISTIANAH (1470201194)
TAUFIK HIDAYAT(1470201161)
LINDA JULYANI(1470201157)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ILMU KOMUNIKASI KELAS D
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TAHUN 2016


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”Organisasi dan Komunikasi Massa”. Makalah ini kami susun dengan harapan agar dapat menambah pengetahuan tentangTeoriKomunikasi
Makalahini merupakan hasil telah dari beberapa referensi tentang Organisasi dan Komunikasi Massa. Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan wacana kepada pembacatentangOrganisasidanKomunikasi Massa. Penyusunanmakalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Kami menyadari bahwamakalahini masih jauh dari sempurna. Demi kesempurnaan makalahini kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semogamakalah ini  



DAFTAR ISI



KataPengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan........................................................................................................... 4
a. LatarBelakang…………………………………………………………………………...........4
b.RumusanMasalah.......................................................................................................... 4
c. Tujuan............................................................................................................................ 5
d. Manfaat.......................................................................................................................... 5
BAB II Pembahasan........................................................................................................ ..6
A. Pengertianorganisasi................................................................................................. ...6
B. Tradisisosiopsikologis................................................................................................. ..7
C. Tradisisibernetika........................................................................................................ 8
D.Tradisisosiokultural………………………………………………………………….............13
E.TradisiKritis……………………………………………………………………………..........18
F.Pengertiankomunikasimassa………………………………………………………............20
G. Ciri-cirikomunikasimassa………………………………………………………….............22
H. Teori-teori Komunikasi massa………………………………………………………..........22
I. Konsepmassa................................................................................................................33
J.Proses komunikasimassa............................................................................................ 34
K.Budayamassa.............................................................................................................. 35
L.Fungsikomunikasimassa.............................................................................................. 36
M.Komunikasimassasebagaisistemsocial...................................................................... 39
N.Peran media massa..................................................................................................... 41
O.Efekkomunikasimassa................................................................................................ 41
BAB III Penutup............................................................................................................... 43
Kesimpulan...................................................................................................................... 43
Daftarpustaka................................................................................................................... 44

BAB I
PENDAHULUAN

a.            LATAR BELAKANG
Hierarki tentang kekuatan dan hubungan masih belum berbuat keadilan pada organisasi.Organisasi terdiri dari manusia. Cara lain yang berguna untuk memikirkan tentang organisasi adalah melalui penggunaan metafora. Metafora-metafora tersebut adalah mesin-mesin, organism-organism, otak, sistem politik, penjara fisik, dan kebudayaan.Manusia pada hakekatnya adalah mahkluk sosial, yang dalam kehidupan sehari- hari tidak bisa lepas dari kegiatan interaksi dan komunikasi.
Komunikasi merupakan bagian integral kehidupan manusia, apapun statusnya di masyarakat. Sebagai mahkluk sosial, kegiatan sehari- hari selalu berhubungan dengan orang lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup. Komunikasi adalah hubungan antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia dilahirkan sudah berhubungan dengan lingkungannya.
Komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Atau dengan kata lain, ilmu komunikasi juga berkaitan erat dengan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Organisasi dan komunikasi massa tidak terlepas dan saling ketergantungan satu sama lain. Organisasi akan terbentuk apabila dilakukan dengan komunikasi yang baik.

b.  RUMUSAN MASALAH
Agar dalam pembuatan makalah ini tidak terlalu kompleks maka dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut:
a.      Apa yang dimaksud dengan Organisasi?
b.      Apa ciri-ciri dan konsep komunikasi massa?
c.       Apa fungsi komunikasi massa?



c. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
a.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Komunikasi
b.    Untuk memperluas ilmu pengetahuan  organisasi dan komunikasi massa
c.    Mengetahui Pengertian,ciri-ciri,konsep, dan fungsi organisasi dan komunikasi massa

d.   MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu:
a.       Makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas dari mata kuliah Teori Komunikasi
b.      Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan  dan pengetahuan,khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua yang membacanya.
c.       Makalah ini diharapkan dapat membantu kita dan menjadikan semakin baiknya berorganisasi dan berkomunikasi.
d.    Agar dapat membantu kita mengetahui tentang Organisasi dan Komunikasi Massa.






BAB II
PEMBAHASAN

A.           ORGANISASI
Hierarki tentang kekuatan dan hubungan masih belum berbuat keadilan pada organisasi.Organisasi terdiri dari manusia.
Topic
Teori sosiopsikologis
Teori sibernetika
Teori sosiokultural
Teori kritis
Susunan,bentuk,dan fungsi organisasi
Teori weber tentang birokrasi
Proses mengorganisasi
Teori co-orientasi
Teori jaringan
Strukturasi

Manajemen,kendali dan kuasa


Teori kendali organisasi
Wacana tentang kecurigaan
Manajerialisme dan demokrasi
Gender dan ras dalam komunikasi organisasi
Kebudayaan


Budaya organisasi


Cara lain yzang berguna untuk memikirkan tentang organisasi adalah melalui penggunaan metafora. Metafora-metafora tersebut adalah mesin-mesin, organism-organism, otak, sistem politik, penjara fisik, dan kebudayaan. Metafora pertama morgan adalah mesin.
Layaknya mesin, organisasi memiliki bagian-bagian yang menghasilkan produk dan layanan.Anda dapat membongkar mesin, meletakkan bagian bagiannyadiatas kursi dan jika anda cukup terampil, menyatukannya kembali.Bagian bagian mesin saling tersambung dalam cara-cara yang memungkinkannya melakukan sesuatu, tetap seperti organisasi. Metafora kedua morgan adalah organisme.
Layaknya tumbuhan atau binatang, organisasi lahir, tumbuh, bekerja, ,menyesuaikan diri dengan perubahan dalam lingkungan dan akhirnya mati. Struktur organisasi ini tidak pernah diam, tetapi sellu bergerak dalam proses. Metafora yang lain adalah otak, organisasi mengolah informasi, organisasi memiliki kecerdasan, organisasi mengkonsep, dan organisasi membuat rencana-rencana. Akan tetapi kendali bukanlah aliran atau pengaruh satu arah dari otak ke organ-organ yang lain.
Malahan kendali dibentuk oleh pola-pola pengaruh, atau sistem kendali.Yang menjadikan organisasi seperti sebuah sistem politik, metafora berikutnya, dimana kekuasaan disalurkan, pengaruh dinyatakan, dan keputusan dibuat. Akhirnya, morgan menempatkan kebudayaan sebagai sebuah metafora.
Pikirkan tentang kebudayaan-kebudayaan tempat anda berada. Kebudayaan tersebut dapet berupa etnis, kebangsaaan,ras, atau bentuk-bentuk budaya lainnya.kebudayaan memiliki sebuah identitas sebagai kebudayaan karena adanya nilai-nilai, norma-norma, keyakinan dan kebiasaan bersama. Setiap metafora yang disadur oleh morgan memberikan pemahaman yang berbeda dalam kehidupan organisasional.

B.           TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS
Teori-teori sosiopsikologis tentang organisasi cenderung terfokus pada atribut atau karakteristik, individu dan kelompok bukan pada pola-pola komunikasi.Baik sosiologi maupun psikologi memiliki pengaruh yang besar dalam penelitian-penelitian tentang organisasi.Selanjutnya kami menggunakan bagian ini sebuah peluang untuk memperkenalkan karya yang mendasar dari max weber.

b.1 Teori Weber tentang birokrasi
Max Weber orang yang paling terkait dengan bagaimana manusia bertindak secara rasional untuk meraih tujuan-tujuan mereka  ingin menjelaskan proses-proses sosial dalam sebuah cara yang menghubungkan motivasi individu dengan hasil-hasil sosial. Teori-teori weber juga memberikan sebuah kerangka kerja untuk pandangan tradisional tentang sususan organisasi sebagai sesuatu yang hierarki dan diatur oleh aturan. Max weber menghasilkan banyak karya dalam instuisi manusia, diantaranya adalah teori tentang birokrasi. Weber mencoba untuk mengenali cara terbaik organisasi dalam mengatur kerumitan kerja individu dengan tujuan umum, dan prinsip-prinsipnya memiliki kekuatan yang tetap ada selam bertahun-tahun.
Weber mendefinisikan sebuah organisasi sebagai sebuah sistem kegiatan interpersonal yang memiliki maksud tertentu yang dirancang untuk menyelaraskan tugas-tugas individu.Keefektifan organisasi bergantung pada tingkatan yang memberikan manajemen kekuasaan resmi (legitimate power) oleh organisasi. Anda cenderung melakukan apa yang dikatakan oleh atasan anda karena organisasi memberi atasan anda otoritas yang sah untuk memberi perintah. Organisasi didirikan sebagai suatu sistem rasional oleh kekuatan aturan menjadikannya semacam otoritas rasional resmi(rational-legal authority) cara terbaik untuk mengorganisir otoritas legal yang rasional menurut weber adalahdengan hierarki.Dengan kata lain, atasan memiliki atasan, yang juga memiliki atasan lagi. Hierarki dijelaskan oleh regulasi didalam organisasi tersebut.Setiap lapisan manajemen memiliki otoritas resminya dan hanya kepala organisasi yang memiliki otoritas penuh dan menyeluruh.

C.           TRADISI SIBERNETIKA
Teori Weber yang dibahas dalam bagian sebelumnya menjelaskan susunan oraganisasi di mana manusia ditempatkan dalam sebuah hierarki dan otoritas serta peranan yang diberikan pada anggota organisasi.Ini merupakan sebuah pandangan tentang susunan yang sedikit individualistis.Dalam pendekatan yang sangat berbeda, teori-teori sibernetika memandang susunan sebagai sesuatu yang muncul dari pola-pola inetraksi dalam organisasi. Teori-teori tersebut juga menempatkan komunikasi di bagian depan sebagai proses kunci yang digunakan untuk memperoleh susunan organisasi, berbeda dengan teori-teori sosiopsikologis yang memandangnya hanya sebagai sebuah variabel.

c.1 Proses Berorganisasi
Salah satu teori yang paling berpengaruh dari tradisi sibernetika adalah teori dari Karl Weick.Teori Weick tentang berorganisasi sangat penting dalam bidang komunikasi karena teori ini menggunakan komunikasi sebagai sebuah dasar bagi pengorganisasian manusia dan memberikan sebuah dasar pemikiran untuk memahami bagaimana manusia berorganisasi.Menurut teori ini, organisasi bukanlah susunan yang terbentuk oleh posisi dan peranan, tetapi oleh aktivitas komunikasi. Semua perilaku dihubungkan karena perilaku seseorang bergantung pada perilaku orang lain.
Secara spesifik, interaksi yang membentuk sebuah organisasi terdiri atas sebuah tindakan (interact) atau sebuah pernyataan atau perilaku seorang individu. Sebuah interaksi melibatkan sebuah tindakan yang diikuti oleh sebuah respons, dan sebuah interaksi ganda (double interact) terdiri atas sebuah tindakan yang diikuti oleh sebuah respons dan selanjutnya sebuah penyesuaian atau tindak lanjut oleh orang yang pertama bertindak. Weick yakin bahwa semua kegiatan berorganisasi adalah interaksi ganda.Kegiatan berorganisasi berfungsi untuk mengurangi ketidakpastian informasi.Istilah kunci teoretis Weick adalah equivocalityi, yang berarti ketidakpastian, kesulitan, ambiguitas, dan kurangnya keterdugaan.
Tingkat equivocality yang dialami akan berbeda dalam setiap situasi, tetapi sering kali cukup besar, dan untuk menguranginya akan memerlukan implikasi organisasi yang besar. Seiring waktu, melalui interaksi, Anda akan bergerak dari tingkat kesamaran yang tinggi ke tingkat yang rendah. Proses penghilangan kesamaran ini merupakan proses berkembang dengan tiga bagian – pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan.pembuatan (enactment) adalah definisi tentang situasi, atau menyatakan adanya informasi yang samar-samar dari luar. Proses yang kedua adalah pemilihan, yang anggota organisasi menerima beberapa informasi sebagai sesuatu yang relevan dan menolak informasi lain.
Bagian ketiga dari proses berorganisasi adalah penyimpanan, dimanahal-hal tertentu akan disimpan untuk penggunaan dimasa yang akan datang. Infomasi yang disimpan digabungkan pada kesatuan informasi yang sudah ada yang menjalankan organisasi.Setelah terjadi penyimpanan, anggota organisasi menghadapi sebuah titik pilihan (choice point). Dalam sebuah siklus perilaku, tindakan anggota diatur oleh aturan tindakan (assembly rules) yang menuntun pilihan kebiasaan yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang sedang dijalankan (pembuatan, pemilihan, atau penyimpanan). Aturan-aturan tersebut merupakan kriteria di mana pada anggota organisasi memutuskan apa yang harus dilakukan untuk mengurangi kesamaran. Elemen-elemen dasar dari model Weick- lingkungan, kesamaran, pembuatan, pemilihan, penyimpanan, titik pilihan, siklus prilaku, dan aturan tindakan- semuanya berkontribusi terhadap pengurangan kesamaran. Weick mengharapkan semua elemen ini bekerja bersama dalam sebuah sistem, masing-masing elemen saling berhubungan.

c.2 Teori Co-orientasi Taylor tentang Organisasi
Mengikuti Weick, James Taylor dan koleganya memandang berorganisasi sebagai sebuah proses interaksi, tapi mereka memperluas gagasan ini dalam cara yang berbeda. Sebenarnya, teori Taylor menyertakan pengaruh yang kuat dari tradisi sosiokultural dan fenomenologis, tetapi karena penekan sibernertikanya yang jelas dan perluasan alami dari pemikiran Weick, kami memasukkanya dalam bagian ini.
Taylor memulai pemikirannya dengan gagasan bahwa kegiatan berorganisasi terjadi ketika dua orang berinteraksi seputar focus masalah tertentu. Ketika berorientasi bersama pada suatu masalah, para pelaku komunikasi mencoba untuk membicarakan makna yang sesuai terhadap objek tersebut.Dalam sebagian besar kasus, dua individu mempertemukan sudut pandang yang berbeda.Taylor menggambarkan hal ini sebagai membedakan pandangan dunia (worldviews).Organisasi juga dibentuk dalam sebuah proses “scaling up” interaksi diatas interaksi. Taylor menggunakan analogi ubin yang dihubungkan untuk menyampaikan gagasan ini. Setiap ubin mengggambarkan sebuah interaksi, dan setiap interaksi selanjutnya dihubungkan dengan interaksi yang lain, layaknya ubin yang dihubungkan dengan ubin lain dalam pemasangan ubin.
Metafora ini berbeda dengan metafora yang lebih tradisional, pandangan atas bawah yang menyatakan bahwa organisasi “dibentuk” oleh penguasa yang mengarahkan aktivitas pada bawahannya.proses penafsiran percakapan maju mundur membentuk dan memberi nyawa pada organisasi. Menurut Taylor, berorganisasi adalah sebuah prose sirkuler, dengan interaksi dan penafsiran yang saling mempengaruhi. Hal ini akan lebih mudah dipahami jika dapat memebedakan dua istilah teoretis- percakapan (conversation) dan naskah (text). Percakapan adalah interaksi atau perilaku para pelaku percakapan terhadap satu sama lain – kata-kata yang mereka gunakan, sikap mereka, gerak tubuh mereka.
Naskah adalah apa yang dikatakan – isi dan gagasan yang ditanamkan dalam bahasa yang digunakan. Percakapan dipahami sebagai naskah, dan naskah dipahami sebagai percakapan. Ini merupakan sebuah proses yang Taylor dan rekan-rekannya namakan – penerjemahan ganda (double translation). Susunan dalam layaknya tata bahasa atau aransemen struktural yang membentuk karakter organisasi dan menuntun tindakan-tindakannya – sebuah jaringan aturan yang rumit tentang pola-pola interaksi yang diizinkan dalam organisasi, kewajiban anggota, dan tugas dan tanggung jawab yang diharapkan.Ini merupakan susunan moral atau pemahaman tentang bagaimana sesuatu yang harus dilakukan. Susunan yang diciptakan dalam proses sangat tidak diduga, dalam karya Taylor, pengaruh teori strukturasi yang dijelaskan lebih jauh dalam bab ini.

c.3 Teori jaringan
Dari teori-teori Weick dan Taylor bahwa pola-pola komunikasi akan berkembang seiring waktu dalam sebuah organisasi. Salah satu cara untuk melihat susunan organisasi adalah dengan menguji pola-pola interaksi ini untuk melihat siapa yang berkomunikasi dengan siapa. Jaringan (network) merupakan susunan sosial yang diciptakan oleh komunikasi antarindividu dan kelompok.Saat manusia saling berkomunikasi, terciptalah mata rantai.Mata rantai tersebut merupakan jalur komunikasi dalam sebuah organisasi. Saat ini, kemampuan untuk menghasilkan mata rantai telah semakin berkembang dengan adanya penemuan surat elektronik.
Hubungan terus terbentuk melalui komunikasi yang berkelanjutan, dan tidak ada cara untuk mengambil situasi yang dinamis dan sementara ini dalam bagan organisasi. Alat bantu penelitian jaringan memungkinkan peneliti untuk melakukan analisis sinkronik (synchronous), yang melihat pada pengaruh jaringan dalam suatu waktu, dan analisis diakronik (diachronic), yang menunjukan bagaiman jaringan berubah seiring waktu. Gagasan struktural dasar dari teori jaringan adalah  keterkaitan (connectedness) – gagasan bahwa pada pola komunikasi yang cukup stabil antarindividu. Hal ini disebut dengan jaringan pribadi (personal network). Jaringan pribadi anda adalah hubungan yang anda miliki dari yang anda jalin dengan orang lain dalam organisasi, dan susunan jaringan pribadi anda akan terlihat sedikit berbeda dari rekan kerja anda.
Organisasi biasanya terdiri atas kelompok-kelompok yang kecil yang saling terhubung dalam kelompok yang lebih besar dalam jaringan organisasi (organizational network).Ada kalanya, sebuah mata rantai ddapat bersifat ekslusif, tetapi biasanya mata rantai tersebut dibagi dengan banyak orang lain, mata rantai juga dapat mendefinisikan sebuah peranan jaringan (network role) tertentu, yang berarti bahwa mereka menghubungkan kelompok-kelompok dalam cara-cara tertentu.Sebuah hubungan (liaison) menghubungkan dua kelompok, tetapi bukan merupakan anggota kelompok tersebut. Sebuah pemisah (isolate) adalah individu yang tidak terhubung pada kelompok manapun. Para peniliti juga menganalisis beberapa kualitas mata rantai diantara orang-orang.Mata rantai juga berbeda dalam frekuensi dan stabilitas, atau seberapa sering mata rantai tersebut terjadi dan seberapa terduganya mata rantai itu.Sebuah organisasi tidak pernah terdiri atas sebuah jaringan tunggal, tetapi dibentuk oleh banyak jaringan yang saling menimpa.
Walaupun sebagian besar jaringan bersifat multifungsi, atau majemuk (multiplex), jaringan dapat lebih berkonsentrasi pada salah satu fungsi daripada fungsi yang lain. Sebuah jaringan yang sangat terhubung itu kuat dan dekat, dan jaringan tersebut dapat menonjolkan pengaruh dengan menentukan norma-norma untuk pemikiran dan perilaku.Kateristik dari sebuah jaringan adalah sentralitas (centrality) atau tingkatan tempat individu dan kelompok saling terhubung.Sebuah organisasi yang sangat terpusat memiliki garis-garis yang berawal dari kelompok-kelompok hingga sejumlah pusat-pusat kecil.Teori jaringan menggambarkan sebuah organisasi, atau mungkin lebih tepatnya, berbagai gambar yang masing-masing menjelaskan aspek kerja organisasi.Taylor menunjukan bagaimana co-orientasi dibentuk untuk menciptakan kesepakatan organisasi. Saat beralih kebagian selanjutnya dari susunan hubungan kemakna dan pemahaman yang dibentuk dalam hubungan ini, kita mulai merasakan pengaruh dari tradisi sosiokultural


D.           TRADISI SOSIOKULTURAL
Teori-teori sosiokultural sebenarnya kurang relevan dengan jaringan hubungan antarindividu dan lebih terfokus pada makna dan penafsiran bersama yang terbentuk dalam jaringan dan implikasi susunan ini ubtuk kehidupan organisasi bagian dari apa yang didapat adalah pemahaman yang mengenai apa itu organisasi – susunan dan bentuknya. Pembicaraan organisasi menciptakan sejumlah kendali dalam organisasi dan juga akan menonjolkan kekuasaan. Percakapan akan memberikan organisasi sebuah karakter yang berbeda dari organisasi lain. Karakter sebuah organisasi sering kali disebut budayanya, yang terdiri atas aturan, norma, nilai, dan praktik bersama yang digunakan secara umum dan diterima dalam organisasi.

d.1 Teori Strukturasi
Strukturasi terus terjadi dalam semua sistem sosial.Marshall Scott Poole dan Robert McPhee, susunan adalah manifestasi dan juga hasil dari komunikasi dalam organisasi.Susunan formal dari sebuah organisasi, seperti yang tertulis dalam buku panduan pegawai, bagan organisasi, dan kebijakan memunculkan dua tipe komunikasi. Pertama, adalah cara tidak langsung dalam memberitahu pegawai mengenai organisasi – nilai, prosedur, dan metodenya. Kedua, adalah cara anggota organisasi dapat berbicara tentang komunikasi dalam organisasi mereka. Hasil dari keputusan baru dalam sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh pola-pola komunikasi dan kempampuan komunikasi dari orang-orang yang terlibat.selain susunan organisasi, iklim organisasi juga dapat muncul dari strukturasi.
Menurut Poole dan McPhee, iklim organisasi (climate) adalah penjelasan umum kolektif tentang organisasi yang membentuk harapan dan perasaan anggotanya dan juga kinerja organisasi.Poole dan McPhee mendefinisikan iklim organisasi secara strukturasi sebagai “sebuah sikap kolektif yang terus dihasilkan dan dihasilkan kembali oleh interaksi anggota.” Dengan kata lain, sebuah iklim organisasi bukanlah “variabel” objektif yang memengaruhi organisasi, bukan pula persepsi individu tentang organisasi. Poole memandang iklim organisasi sebagai sebuah hierarki dari tiga lapisan sosial.Pertama. Adalah istilah0istilah yang digunakan anggota untuk mendefinisikan dan menjelaskan organisasi: kolam konsep ( concept pool). Kedua, adalah konsepsi dasar bersama yang sangat abstrak tentang atmosfir organisasi: iklim kernel (kernel climate).
Terakhir, penerjemahan kelompok tentang iklim kernel menjadi istilah-istilah yang lebih konkret memengaruhi bagian mereka dari sebuah organisasi mendasari elemen yang ketiga: iklim tertentu ( particular climate). Iklim kernel menyerap keseluruhan organisasi, tetapi iklim-iklim tertentu bisa berbeda dari satu segmen organisasi ke segmen lainnya. Dari konsep inti ini, ada empat elemen iklim kernel yang muncul dalam organisasi ini:
1.            Perusahaan memiliki sebuah susunan formal yang kaku yang sering membatasi.
2.            Kontibusi terhadap keuntungan sangat penting.
3.            Pekerjaan yang kreatif lebih dihargai dari pada pekerjaan rutin.
4.            Komitmen pegawai sangat penting.
Keempat elemen iklim kernel ini diartikan secara berbeda kedalam iklim kedua kelompok tersebut.

d.2 Teori kendali organisasi
Phillip Tompkins, George Heney, dan rekan-rekan mereka telah mengembangkan sebuah pendekatan yang baru dan berguna terhadap komunikasi organisasi. Para ahli teori ini tertarik dalam cara-cara komunikasi biasa membentuk kendali atas pegawai. Sebenernya, kendali dinyatakan dalam organisasi dengan empat cara. Pertama, kendali sederhana (simple control), atau penggunaan kekuasaan yang langsung dan terbuka.Kedua, kendali teknis (technical control), atau penggunaan alat-alat dan teknologi.
Bentuk kendali yang ketiga adalah birokrasi, yang merupakan penggunaan prosedur organisasi dan aturan-aturan formal, seperti yang digambarkan Weber. Keempat, dan yang paling menarik bagi Cheney dan Tompkins, adalah kendali konsertif (concertive control)- penggunaan hubungan interpersonal dan kerja sama tim sebagai sebuah cara kendali. “Dalam organisasi konsertif, aturan dan regulasi yang tertulis jelas digantikan oleh pemahaman pemaknaan nilai, objektif, dan cara-cara pencapaian bersama, sejalan dengan apresiasi yang mendalam untuk ‘misi’ organisasi.Walaupun keempat tipe kendali tersebut biasanya ditemukan dalam berbagai kombinasi, ada kecenderungan menjauh dari kendali langsung dan sederhana ke bentuk kendali yang lebih halus, kompleks, dan konsertif.Kendali konsertif adalah sejenis “disiplin,” atau paksaan yang mempertahankan susunan dan konsistensi melalui kekuasaan.
Dalam kendali konsertif, disiplin diraih dengan “menormalkan” perilaku, membuat cara-cara tertentu yang berjalan normal dan alami, sesuatu yang ingin dilakukan oleh anggota organisasi.Dalam banyak organisasi, rapat cenderung dimulai pada jam sekian dan berakhir pada jam sekian.Apakah lamanyasekitar satu, dua, atau tiga jam, pola ini adalah pola umum. Manusia bekerja sama untuk membuat situasi ini normal. Dengan adanya penemuan surat elektronik, semua yang tidak dapat diceritakan dalam situasi tatap muka dapat dibagi melalui surat elektronik, dan organisasi segera mengembangkan aturan informal tentang apa yang tepat dan apa yang tidak. Akhirnya, cara kendali yang paling efektif didasarkan pada nilai-nilai yang mendorong anggota organisasi-hal paling dasar yang mereka perjuangkan.
Dasar pemikiran diterima karena adanya insentif seperti gaji dan otoritas orang-orang yang memiliki kekuasaan-sangat berhubungan dengan gagasan weber tentang birokrasi.Namun, penerimaan ini tidak datang begitu saja, karena konflik sering terjadi dari perbedaan antara keyakinan pribadi pegawai dan pemikiran organisasi.Diantara banyak hal yang diciptakan melalui interaksi dalam organisasi adalah identitas. Secara alami, kita memiliki identitas pribadi yang kompleks, dan sebagian besar kita didasarkan pada hubungan yang kita jalin dengan orang lain dalam kelompok dan organisasi. Disini, para ahli teori sangat bergantung pada karya Kenneth burke. Identifikasi (identification) terjadi ketika individu menyadari dasar mereka.
Kita terhubung dengan individu sebagai teman berbagi sesuatu yang sama dan semakin kita berbagi dengan orang lain, semakin besar identifikasi antara kita. Siapa kita dalam organisasi, identitas kita, menentukan tingkatan identifikasi yang kita cari. Pada saat yang sama, identifikasi kita membentuk siapa kita, identitas kita. Pengaruh dari semua ini adalah susunan harapan antara siswa, pengajar, dan mungkin orang lain yang membentuk perkembangan siswa tersebut dan memuntaskan untuk menjadi pengajar dan mengajarkan disebuah universitas, dan pola tersebut berlanjut lagi.
Oleh karena identifikasi pribadi mereka memulai memikirkan nilai-nilai, dan cita-cita organisasi.Identifikasi ini membentuk asumsi dan perilaku anggota, dan ini merupakan intisari dari kendali konsertif, dimana para anggota dapat sama-sama “berpikir” dengan dasar pemikiran bersama.Ketika diccapai sejumlah identifikasi tertentu, entime organisasi memungkinkan adanya kendali konsertif.Dalam sebuah entime, satu atau beberapa dasar pemikiran dalam rantai pemikiran ditinggalkan dan disediakan oleh audiens.Dalam organisasi, para anggota adalah semacam audiens yang mencapai kesimpulan tertentu berdasarkan pada dasa pemikiran implicit bersama.
Dalam memberitahu anggota organisasi lingkungan yang lain, pembicara ini tidak perlu mengutarakan secara eksplisit tentang argument ini dan dapat mengandalkan penerimaan anggota terhadap pemikiran ini yang menghasilkan penerimaan pernyataan yang hampir langsung.
Tompkins dan Cheney sangat tertarik pada bagaimana entime digunakan dalam organisasi untuk kendali tidak langsung dalam pengambilan keputusan.Untuk menelusuri identifikasi organisasi, Michael Papa, Mohammad Auwal, dan Arvind Singhal meneliti Grameen Bank di Bangladesh.Grameen (berarti bank pedesaan) didirikan pada tahunn 1976 sebagain sebuah percobaan dalam perkembangan dan otonomi pedesaan.Percobaan ini dirancang untuk meningkatkan layanan perbankan bagi orang-orang miskin menghapus eksploitasi menciptakan lapangan pekerjaan dan mendirikan lembaga perbankan kecil dan local yang dijalankan oleh masyarakat itu sendiri.
Organisasi mewakili ringkasan kendali konsertif melalui identifikasi.Para anggotabekerja keras untuk memastikan bahwa penerima pinjaman mengembalikan pinjaman mereka.Tingkat kendali konsertif yang sangat kuat ini sangat bertentangan. Kendali ini menguasakan pegawai untuk menentukan standar mereka, tetapi dalam prosesnya, prosedur dan etika kerja mereka telah menjadi suatu adat kebiasaan, yang ironisnya melemahkan pegawai, yang mungkin tidak ingin membuat cara kerja yang baru. Kendali konsertif adalah salah satu mekanisme yang digunakan oleh organisasi yang kompleks saat ini tidak memiliki gambaran tunggal dengan ketertarikan tunggal yang sesuai.
Kadang-kadang, organisasi harus berubah yang berarti mengubah identitas, bukan mempertahankannya, organisasi harus menciptakan sebuah identitas baru yang sebagian didasarkan pada ketertarikan dari bagian dassar keanggotaannya. Salah satu faktor pemersatu dari sebuah organisasi dapat berupa budayanya, dan kita akan menelusuri sebuah teori dengan focus pada hal selanjutnya.

d.3 Budaya Organisasi
Teori-teori tentang budaya organisasi menekankan pada cara-cara manusia membentuk realitas organisasi. Sebagai penelitian tentang cara hidup organisasi, pendekatan ini melihat pada makna dan nilai anggota. Gerakan budaya organisasi telah sangat luas menyentuh hampir semua aspek kehidupan organisasi.John Van Maanen dan Stephen Barley menggarisbawahi empat “bidang” budaya organisasi.Bidang yang pertama, konteks ekologis (ecological context), adalah dunia fisik, termasuk lokasi, waktu dan sejarah, dan konteks sosial yang didalamnya oragnisasi berjalan.Biddang budaya yang kedua terdiri atas jaringan, atau interaksi diferensial (differential interaction).
Maka ada cara yang umum dalam menafsirkan kejadian, atau pemahaman kolektif (collective understanding). Ini merupakan “isi” dari budaya – gagasan, cita-cita, nilai, dan kegiatan.Akhirnya, ada kegiatan atau tindakan individu, yang mendasari bidang individu (individual domain).Beberapa organisasi yang besar terdiri atas sebuah budaya tunggal.Budaya organisasi sanagat dipengaruhi oleh tradisi sosiokultural dalam komunikasi. Dalam membicarakan sebuah proses pembentukan realitas yang memungkinkan manusia melihat dan memahami kejadian, tindakan, objek, ucapan, atau situasi tertentu dalam cara-cara yang berbeda. Pola-pola pemahaman ini juga memberikan sebuah dasar untuk membuat perilaku seseorang berarti dan pantas.Budaya organisasi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui interaksi sehari-hari dalam organisasi- bukan hanya tugas pekerjaan, tetapi semua jenis komunikasi.Pacanowsky dan O’Donnell – Trujillo menggarisbawahi empat karakteristik penampilan komunikasi.
Pertama, interaksional, lebih seperti dialog bukan seperti berbicara pada diri sendiri.Kedua, penampilan bersifat kontekstual.Penampilan tidak dapat dipandang sebagai tindakan mandiri, tetapi selalu ditanamkan dalam kerangka aktivitas.Ketiga, penampilan adalah peristiwa. Penampilan adalah peristiwa yang memiliki awal dan akhir, dan penampilannya dapat menyatukan peristiwa dan membedakannya dari peristiwa lain.
E.           TRADISI KRITIS
Tradisi kritis dalam komunikasi organisasi juga terkait dengan budaya, tetapi lebih khusus lagi dengan hubungan kekuasaan dan ideology yang muncul dalam interaksi organisasi.Dennis Mumby menyatakan, salah satu ajaran prinsipil dari pendekatan penelitian kritis adalah bahwa organisasi bukan hanya tempat netral untuk pembuatan makna.Namun, organisasi menghasilkan dan dihasilkan dalam konteks perjuangan antara ketertarikan kelompok dan sistem representasi yang saling bersaing.

e.1 Wacana Kecurigaan dari Dennis Mumby
Karya Dennis Mumby dalam komunikasi organisasi menanamkan sebuah pergeseran dari pendekatan yang hanya mencoba untuk menjelaskan dunia organisasi ke pendekatan yang menyoroti cara-cara di mana dunia organisasi menciptakan pola-pola dominan.Mumby menggunakan kata-kata wacana kecurigaan (discourse of suspicion) untuk menyatakan bagaimana makna dan perilaku dipermukaan mengaburkan susunan dalam dari konflik dan ketidakleluasaan yang membatasi kemungkinan adanya masyarakat yang demokratis.Mumby sendiri melakukan pengujian kritis tersebut dengan menggunakan konsep hegemoni dari karya teori kritis.
Hegemoni dalam komunikasi organisasi adalah “hubungan dominasi di mana kelompok-kelompok bawahan secara aktif menyetujui dan mendukung sistem kepercayaan dan susunan hubungan kekuasaan yang tidak memberikan- sebenernya dapat bertentangan- ketertarikan tersebut. Gagasan mumby tentang hegemoni adalah sebuah proses penonjolan dan perlawanan yang pragmatis, interaktif, dan dialektis.hegemoni adalah sebuah hasil perjuangan yang penting- baik itu selalu baik atau buruk- antara kelompok pemegang saham dalam tindakan yang berdasarkan situasi sahari-hari.

e.2 Deetz pada Manajerialisme dan Demokrasi Organisasi
Membutuhkan demokrasi dari tindakan sehari-hari, Stanley Deetz menunjukan bahwa organisasi kontemporer memberikan keistimewaan pada minat manajerial di atas minat akan identitas, komunikasi, dan demokrasi. Demokrasi, dengan kata lain, harus terjadi dalam kegiatan komunikasi sehari-hari, dan di sinilah perubahan dalam budaya organisasi dimulai.Demokrasi yang nyata seperti yang muncul dalam situasi pembicaraan ideal adalah sebuah “tanggapan yang seimbang”, demokrasi ini tidak mencoba menciptakan beragam susunan, tapi lebih pada pembentukan sikap kritik konstan dan pemberian kuasa dalam kehidupan sehari-hari. Deetz telah memberikan sebuah metateori peneliatian kritis sebagai sebuah cara untuk menilai situasi nyata yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Deetz menyatakan bahwa teori kritikal “ selalu yang terbaik ketika mulai dengan perhatian yang dalam, tetapi tidak berakhir disana, menelusuri konstruksionisme sosial historis tanpa melupakan dasar yang lain, dan membuat pernyataan umum tanpa rasa puas diri, menarik perhatian, atau sederhana.

e.3 Gender dan Ras dalam Komunikasi Organisasi
Usaha-usaha Mumby dan Deetz untuk memahami rangkaian dominasi resistansi telah ditambahkan oleh ilmu feminis dalam organisasi komunikasi.Sebuah kajian oleh Joan Acker yang berpendapat bahwa organisasi dibentuk oleh gender, berpendapat bahwa organisasi adlah formasi sosial gender. Ilmu pengetahuan ini mengubah perhatian dari isu gender dalam organisasi menjadi kajian gender dalam organisasi.
Angela Trethewey adalah akademisi komunikasi organisasional feminis yang telah menyebutkan gagasan dari organisasi sebagai wilayah gender dalam serangkaian kajian penelitian. Trethewey telah sangat berpengaruh dalam berteori tentang penolakan besar-besaran dalam organisasi wanita dan asumsi dari penolakan tersebut.Trethewey menganjurkan bahwa bentuk penolakan ini membuat wanita mampu merasakan kuasa terhadap mereka sendiri dan untuk memimpinkan kondisi alternative dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam organisasi yang kompleks, memahami peran ironuis bermain dalam mengizinkan semua wacana yang berbeda untuk hadir di waktu yang sama sebagai sebuah cara untuk menagkap dan mengalisis kompleksitas, ambiguitas, dan perbedaan kehidupan organisasi kontemporer. Trethewey menganggapnya serius dengan menguji organisasi sebagai wilayah gender yang berisikan kegiatan hegemonis.
Karen Aschraft dasn koleganya Brenda Allen memperluas kajian feminis dalam organisasi, menyarankan bahwa secara mendasar organisasi tidak hanya sebuah area gender, tetapi mereka juga adalah “ras”.
Robin Clair memperlusd ketertarikan dalam kompleksitas kehidupan organisasional dan jalur-jalur ras, gender, dan kategori identitas lain yang berperan secara strategis dalam merespons berbagai lapis makna. Clair meneruskan karyanya dalam paradoks tekanan keheningan suara dengan isu pelecehan seksual. Dalam analisisnya, ia menemukan bahwa penolakan dan penekanan adalah sejenis suara dan keheningan tertentu- fenomena komunikasi rumit yang secara berkesinambungan mengandung dan melawan organisasi di mana mereka terjadi. Ilmu feminis menuntun kita dalam menyelidiki kemungkinan tidak terduga dan kemingkinan yang ada dalam kehidupan organisasi- dimensi gender dan ras-nya dan menyambung komunikasi yang berfungsi untuk menyuguhkan dan melawan ideologi organisasi dominan.
Dalam bab ini, kita melihat daya tarik yang kuat antara teori kritis dan sosial budaya mengenai teori komunikasi organisasi. Tradisi sosial budaya sering cenderung berpusat pada deskripsi atau reprentasi perilaku organisasi, sementara tradisi kritis mengurai wacana kecurigaan Mumby, secara kritis menilai semua aspek kehidupan organisasi. Keduanya mengangkat ide-ide keragaman penyusunan sosial, termasuk budaya itu sendiri, diciptakan bersamaan seiring dengan kehidupan sehari-hari, keduanya melihat struktur dan penyusunan sosial ini signifikan bagi kehidupan anggota kelompok, tetapi teori kritis menyoroti lebih jauh dalam penyusunan tersebut yang hegemonis dan jauh dari demokratis.

F.            PENGERTIAN KOMUNIKASI MASSA
Komunikasimassa adalah proses dimana organisasi media membuat danmenyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik).Organisasi-organisasi media iniakan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi danmencerminkan kebudayaan suatu masyarakat,lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat.Dalam komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.unsur-unsur  penting dalam komuniksai massa adalah :
1.            Komunikator
2.            Media massa
3.            Informasi (pesan)
4.            Gatekeeper
5.            Khlayak (public) dan
6.            Umpan balik

·         Komunikator dalam komunikasi massa adalah:
1.            pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi komunikasi modern, sehingga dapat dengan cepat diakses oleh publik.
2.            Pihak yang berusaha memberikan jasa melalui penyebaran informasi dan sekaligus menjadi agen perubahan dalam pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimanapun tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka.
3.            Pihak yang menjadi sumber informasi atau pemberitaan yang mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan  dari penyebaran informasi itu.
·         Media massa adalah saluran/alat komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara missal
·         Informasi massa adalah informasi yang diperuntukan kepada masyarakat secara massal, bukan hanya informasi yang hanya dikonsumsi secara pribadi. Dengan demikian  informasi massa adalah milik publik, bukan individu.  Misalnya berita, iklan, sinetron, film, infoteiment, dsb
·         Gatekeeper adalah penyeleksi informasi.  Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi setiap informasi yang akan disebarkan kepada masyarakat. Bahkan mereka memiliki kewenangan untuk memperluas atau membatasi informasi yang akan disebarkan tersebut. Mereka adalah wartawan,editor,stradara,dsb
·         Khalayak adalah massa yang menjadi tujuan dari penyebaran informasi dari media massa Mereka bersifat heterogen dan luas,
·         Umpan balik. Awalnya umpan balik bersifat tertunda namun dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi, maka komunikasi interaktif dapat dilakukan secara langsung melalui media massa.

G. CIRI – CIRI KOMUNIKASI MASSA
1.    Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
2.    Komunikator memiliki keahlian tertentu
3.    Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana
4.    Khalayak yang dituju heterogen dan anonim
5.    Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan
6.    Ada pengaruh yang dikehendaki
7.    Dalam konteks sosial terjadi saling memengaruhi antara media dan kondisi masyarakat sertasebaliknya.
8.Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak  bersifat pribadi.
H. Teori-teori Komunikasi Massa
1.        Teori Jarum Suntik (Hypodermic Needle Theory)
Audiens (Receiver/R) dalam teori ini dipandang bersikap pasif dan segala informasi yang diterima, dengan sendirinya juga audiens terpengaruhi sikapnya.Makanya teori ini disebut teori jarum hipodermik, karena daya serap audiens yang efektif seperti sedang menerima suntikan.Pada dasarnya, model ini berpendapat bahwa pesan langsung diterima dan seluruhnya diterima oleh penerima.
Teori ini ditampilkan tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran  kaledioskop stasiun radio siaran CBS di Amerika berjudul The Invansion from Mars.Teori ini mengasumsikanbahwa media massa memiliki kekuatan yang luar biasa, sehingga khalayak tidak mampu membendung informasi yang dilancarkannya. Sedangkan khalayak dianggap pasif, sehingga tidak bisa bereaksi apapun kecuali  hanya menerima begitu saja semua pesan yang disampaikan media massa.
Teori ini di samping mempunyai pengaruh yang sangat kuat juga mengasumsikan bahwa para pengelola media dianggap sebagai orang yang lebih pintar dibanding khalayak. Akhirnya, khalayak bisa dikelabui sedemikian rupa dari apa yang disiarkannya.Teori ini mengasumsikan media massa mempunyai pemikiran bahwa khalayak bisa ditundukkan atau bahkan bisa dibentuk dengan cara apapun yang dikehendaki media.
Contoh kasus:
Adegan yang ada di  film bergenre action sedikit banyak telah mempengaruhi perilaku anak-anak  dalam kehidupan sehari-harinya.Apabila mereka berkelahi tak jarang mereka melakukan sama persis dengan apa yang dilakukan oleh aktris dalam film yang ditontonnya. Oleh karena itu, pengawasan orang tua dirasa sangat diperlukan dalam hal ini.
2.        Teori Kutivasi (Cultivation Theory)
Teori ini ppertama kali dikenalkan oleh Profesor george Gerbner ketika ia menjadi Dekan Anneberg School of Communication di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat. Tulisan pertamanya yang memperkenalkan teori ini adalah Living with Television: The Violenceprofile, Journal of Communication.
Menurut teori ini, televisi menjadi media atau alat utama di mana para penontonn  televisi belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya. Teori kultivasi ini di awal perkembangannya lebih memfokuskan kajiannya pada studi televisi dan khalayak, khususnya memfokuskan pada tema-tema kekerasan di televisi. Para pecandu berat televisi akan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi adalah dunia yang senyatanya. Penelitian kultivasi menekankan bahwa media massa merupakan agen sosialisasi dan menyelidiki apakah penonton televisi itu lebih mempercayai apa yang disajikan televisi daripada apa yang mereka lihat sesungguhnya.
Contoh kasus:
Program acara sinetron yang ditayangkan televisi swasta semisal Diam-diam Suka, Cinta yang sama, dan lain-lain ini masing-masing membahas kehidupan remaja yang menonjolkan masalah percintaan, gaya hidup remaja yang glamour, kenakalan remaja, dan lain-lain,Para pecandu berat televisi akan mengatakan bahwa di masyarakat sekarang khususnya kehidupan para remajanya istilah pacaran bukanlah hal yang tabu, bahkan sudah sampai pada taraf yang tidak semestinya, yakni adanya fenomena remaja hamil di luar nikah dan aborsi. Hal ini terjadi karena sinetron yang ditontonnya menonjolkan kasus tersebut. Pendapat itu mungkin memanng tidak salah, tetapi ia terlalu menggeneralisasikan ke seluruh lapisan masyarakat. Bahkan pecandu sinetron sangat percaya bahwa apa yang terjadi pada masyarakkat sama seperti yang dicerminkan dalam sinetron-sinetron tersebut.
3.        Cultural Imperialism Theory
Teori ini  pertama kali ditemukan oleh Herb Schiller  pada tahun 1973. Tulisan pertamanya yang dijadikan sebagai dasar munculnya teori ini adalah Communication and Cultural Domination.
Teori imperialisme budaya menyatakan bahhwa negara Barat mendominasi media di seluruh dunia. Hal ini berarti, media massa negara Barat mendominasi media massa di dunia ketiga. Alasannya, media Barat mempunyai efek yang kuat untuk mempengaruhi media dunia ketiga. Media Barat sangat mengesankan bagi media dunia ketiga, sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat media tersebut. Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi proses peniruan media negara berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi penghancuran budaya asli di negara ketiga.
Kebudayaan Barat memproduksi hampir mayoritas media massa di dunia, seperti film, berita, komik, foto, dan lain-lain. Mereka bisa mendominasi sedemikian rupa karena punya uang dan teknologi. Negara dunia ketiga tertarik untuk membeli produk Barat tersebut. Sebab, membeli produk jauh lebih murah daripada membuatnya sendiri. Dampak selanjutnya, orang-orang di negara dunia ketiga yang melihat media massa di negaranya akan menikmati sajian-sajian yang berasal dari gaya hidup, kepercayaan, dan pemikiran.
Selanjutnya, negara dunia ketigatanpa sadar meniru apa yang disajikan media massa yang sudah banyak diisi oleh kebudayaan Barat tersebut.  Saat itulah terjadi penghancuran budaya asli negaranya untuk kemudian mengganti dan disesuaikan dengan budaya Barat. Kejadian ini bisa dikatakan sebagai imperialisme budaya Barat. Imperialisme itu dilakukan oleh media massa Barat yang telah mendominasi  media massa dunia ketiga.
Contoh kasus:
Ketika dalam kita menonton film Independence Day, saat itu kita belajar tentang bangsa Amerika dalam menghadapi musuh atau perjuangan rakyat Amerika dalam mencapai kemerdekaan.
4.        Media Equation Theory
Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass (profesor jurusan komunikasi Universitas Stanford Amerika) dalam tulisannya The Media Equation: How People and Places pada tahun 1996.
Media Equation Theory atau teori persamaan media ini ingin menjawab persoalan mengapa orang-orang secara tidak sadar dan bahkan secara otomatis merespons apa yang dikomunikasikan media seolah-olah (media itu) manusia. Menurut  asumsi teori ini, media diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang dalam situasi face to face.
Contoh kasus:
Teori ini akan menemukan kebenarannya jika digunakan untuk mengamati aktivitas di dalam perpustakaan. Banyak perpustakaan yang saat ini memanfaatkan komputer. Suatu fakta yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Jika sebelumnya kita mencari katalog secara manual (misalnya dengan mencari daftar buku di laci kecil perpustakaan  yang berisi daftar singkat mengenai sebuah buku dan jika kita bingung akan bertanya pada petugas perpustakaan), saat ini semua itu sudah diatasi  dengan komputer yang disediakan di  perpustakaan. Komputer akan menjawab semua persoalan kita yang berhubungan dengan perpustakaan scera umum dan buku yang disediakan secara khusus.
5.        Spiral of Silence Theory
Elizabeth Noelle-Neumann (seorang profesor emiritus penelitian komunikasi dari Institute fur Publizistik Jerman) adalah orang yang memperkenalkan teori spiral keheningan/kesunyian ini. Secara ringkas teori ini ingin menjawab pertanyaan  mengapa orang-orang dari kelompok minoritas sering merasa perlu untuk menyembunyikan pendapat dan pandangannya ketika berada dalam kelompok mayoritas. Seseorang sering merasa perlu menyembunyikan “sesuatu”-nya ketika berada dalam kelompok mayoritas.
Bahkan orang-orang yang sedang berada dalam kelompok mayoritas sering merasa perlu untuk mengubah pendiriannya. Sebab, kalau tidak mengubah pendiriannya, ia akan merasa sendiri. Kajian ini menitikberatkan peran opini dalam interaksi sosial. Opini yang berkembang  dalam kelompok mayoritas dan kecenderungan seseorang untuk diam (sebagai dasar teori spiral kesunyian) karena dia berasal dari kelompok minoritas juga bisa dipengaruhi oleh isu-isu dari media masa.
Contoh kasus:
Di Indonesia ada dua kelompok besar yang setuju dan tidak setuju dengan penerapan di Indonesia. Bagi kelompok yang pro demokraasi dikatakan bahwa demokrasi merupakan hasil akhir dan paling baik yang akan mengantarkan bangsa Indonesia ke kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang. Asumsi lainnya, bahwa masyarakat itu adalah pilar utama negara, maka demokrasi harus dijalankan dalam berbagai aspek kehidupan. Sementara itu, kelompok penentang demokrasi mengatakan bahwa kita mempunyai cara sendiri dalam mengatur negara dan masyarakat Indonesia, kita memiliki Pancasila, dan kita adalah bangsa yang mementingkan perstuan. Demokrasi  hanya akan mengancam keharmonisan hidup selama ini. Kalangan Islam mengatakan bahwa demokrasi dalam Islam sudah ada dan tidak perlu mengubahnya.
6.        Technological Determinism Theory
Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuhan pertama kali pada tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man. Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat, dan akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain.
McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan membentuk atau memengaruhi kehidupan kita sendiri.
Contoh kasus :
Suatu masyarakat yang belum mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak ke masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik.
7.        Teori Difusi Inovasi (Diffusion Inovation Theory)
Artikel berjudul The People’s Choice yang ditulis oleh Paul Lazarfeld, Bernard Barelson, dan H. Gaudet pada tahun 1944 menjadi titik awal munculnya teori difusi-sosial. Dalam teori ini dikatakan bahwa komunikator yang mendapatkan pesan dari media massa sangat kuat untuk memengaruhi khalayak. Dengan demikian, adanya inovasi, lalu disebarkan (difusi) melalui media massa akan kuat memengaruhi massa untuk mengikutinya.
Teori ini di awal perkembangannya mendudukkan peran opini dalam memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat, Artinyamedia massa mempunyai pengaruh yang kuat dalam menyebarkan penemuan baru. Apalagi jika penemuan baru itu kemudian diteruskan oleh para  pemuka masyarakat. Akan tetapi, difusi-inovasi juga bisa langsung mengenai khalayaknya. Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) difusi adalah proses di mana penemuan disebarkan kepada masyarakat yang menadi anggota sistem sosial.
Unsur utama difusi adalah (a) inovasi; (b) yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu; (c) dalam jangka waktu tertentu; (d) di antara para anggota suatu sistem sosial. Inovasi adalah suatu ide, karya atau objek yang dianggap baru oleh seseorang. Ciri-ciri inovasi yang diraskan oleh para anggota suatu sistem sosial menentukan tingkat adopsi: (a) relative advantage (keuntungan relatif); (b) compatibility (kesesuaian); (c) complexity (kerumitan); (d) triability (kemungkinan dicoba); (e) observability (kemungkinan diamati).
Relative advantage adalah suatu derajat di mana inovasi diraasakan lebih baik daripada ide lain yang menggantikannya. Compability adalah suatu derajat di mana inovasi dirasakan ajeg atau konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalamann dan kebutuhan mereka yang melakukan adopsi. Complexity adalah mutu  derajat di mana inovasi dirasakan sulit dimengerti dan digunakan. Triability adalah mutu derajat di mana inovasi dieksperimentasikan pada landasan yang terbatas . Observability adalah suatu derajat di mana inovasi  dapat disaksikan oleh orang lain.
Everett M. Rogers dan Floyd G. Shoemaker mengemukakan bahwa teori difusi inovasi dalam prosesnya ada empat tahap, yaitu:
1.      Pengetahuan, kesadaran individu akan adanya inovasi dan pemahaman tertentu tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi.
2.     Persuasi, individu membentuk sikap setuju atau tidak setuju terhadap inoovasi.
3.      Keputusan, individu melibatkan dii pada aktivitas yang mengarah pada pilihan  untuk menerima atau menolak inovasi.
4.      Konfirmasi, individu mencari penguatan (dukungan) terhadap keputusan yang telah dibuatnya, tapi ia mungkin saja merubah keputusan jika ia memperoleh isi pernyataan yang bertentangan.
Jika disimpukan, menurut teori ini sesuatu yang baru akan menimbulkan keingintahuan masyarakat untuk mengetahuinya. Seseorang yang menemukan hal baru cenderung untuk mensosialisasikan dan menyebarkannya kepada orang lain. Jadi sangat cocok, penemu ingin menyebarkan, sementara orang lain ingin mengetahuinya. Lalu dipakailah media massa untuk memperkenalkan penemuan baru  tersebut. Jadi, antara penemu, pemakai, dan media massa sama-sama diuntungkan.
8.        Uses and Gratifications Theory (kegunaan dan kepuasan)
Herbert Blummer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori  uses and gratifications (kegunaan dan kepuasan) ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses on Mass Communications: Current Perspectives on Gratification Research. Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling  baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori ini mengasumsikan bahwa penngguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
Teori ini merupakan kebalikan dari teori peluru. Teori ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, menusia itu mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan.
Kita bisa memahami interaksi orang dengan media melalui pemanfaatan  media oleh orang itu(uses) dan kepuasan yang diperoleh (gratification). Gratifikasi yang sifatnya umum antara lain pelarian dari rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi, dan kontak sosial.
Contoh kasus:
Channel MetroTV tentu akan lebih banyak dipilih oleh mereka yang ingin mencari kepuasan dalam perolehan informasi  dan berita dibanding dari khalayak yang ingin memperoleh suatu pelarian diri dari rasa khawatir. Orang yang senang sinetron akan memanfaatkan dan mencari kepuasan pada media yang bisa memberikan kebutuhannya daripada media yang lain.
9.        Teori Agenda Seting (Agenda Setting Theory)
Teori ini menetapkan titik temu antara asumsi media tentang kebutuhan publik akan informasi dan harapan publik terhadap informasi yang disajikan oleh media. Tetapi ini tidak selalu berhasil, dan yang kerap teradi adalah media mensetting pikiran khalayak. Jadi apa yang dianggap penting oleh media, maka akan dianggap penting pula oleh masyarakat.
Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw adalah orang yang pertama kali memperkenalkan teori ini, yang muncul pada tahun 1973 dengan publikasi pertamanya The Agenda Setting Function of The Mass Media.
Secara singkat teori penyusunan agenda ini mengatakan media (khususnya media berita) tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir tentang apa. Media massa selalu mengarahkan kita pada apa yang harus kita lakukan. Media memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya, sedangkan masyarakat akan mengikutinya.
Menurut asumsi teori ini, media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat  pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa saja yang penting dan apa yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat, tokoh siapa yang harus kita dukung. Dengan kata lain, agenda media adalah agenda masyarakatnya.
Mengikuti pendapat Chaffe dan Berger (1997) ada beberapa catatan yang perlu dikemukakan untuk memperjelas teori ini:
a.      Teori itu mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa orang sama-sama menganggap penting suatu isu.
b.      Teori itu mempunyai kekuatan memprediksikan bahwa jika orang-orang mengekspos pada suatu media yang sama, mereka akan merasa isu yang sama tersebut penting.
c.      Teori tersebut dapat dibuktikan  salah jika orang-orang tidak mengekspos media yang sama maka mereka tidak akan mempunyai kesamaan bahwa isu media itu penting.
Sementara itu, Stephen W. Littlejohn (1992) pernah mengatakan, agenda setting ini beroperasi dalam tiga bagian sebagai berikut:
1.      Agenda media itu sendiri harus diformat. Proses ini akan memunculkan masalah bagaimana agenda media itu terjadi pada waktu pertama kali.
2.      Agenda media dalam banyak hal memengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik atau kepentingan isu tertentu bagi publik. Pernyataan ini memunculkan pertanyaan, seberapa besar kekuatan media mampu memengaruhi agenda publik dan bagaimana publik itu melakukannya.
  3.    Agenda publik memengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda kebijakan. Agenda kebijakan adalah pembuatan kebijakan publik yang dianggap penting bagi individu.
Dengan demikian, agenda setting ini memprediksikan bahwa agenda media memengaruhi agenda publik, sementara agenda publik sendiri akhirnya memengaruhi agenda kebijakan.
Untuk memperjelas tiga agend dalam teori ini, ada beberapa dimensi yang berkaitan  seperti yang dikemukakan oleh Mannhein sebagai berikut:
a)    Agenda media terdiri dari dimensi-dimensi berikut:
·         Visibility (visibilitas), yakni jumlah dan  tingkat menonjolnya berita.
·         Audience salience (tingkat menonjol bagi khalayak), yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.
·         Valence (valensi), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.
b)   Agenda khalayak terdiri dari dimensi-dimensi berikut:
·         Familirity (keakraban), yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.
·         Personal salience (penonjolan pribadi), yakni relevansi kepentingan individu dengan ciri pribadi.
·         Favorability (kesenangan), yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.
c)    Agenda kebijakan terdiri dari dimensi-dimensi berikut:
·         Support (dukungan), yakni kegiatan menyenagkan bagi posisi suatu berita tertentu.
·         Likelihood of action (kemungkinan kegiatan), yakni kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.
·         Freedom of action (kebebasan bertindak), yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah.
10.    Media Critical Theory
Teori ini berakar dari aliran ilmu-ilmu kritis yang bersumber pada ilmu sosial Marxis. Beberapa tokoh pelopornya antara lain; Karl Marx, Engels Guevera, Regis, Debay, T. Adorno, Horkheimer, Marcuse, Habermas, Altrusser, Johan Galtung, Cardoso, Dos Santos, Paul Baran Samir Amin, Hamza Alavi (pemikiran modern). Ilmu ini juga disebut dengan emancipatory science (cabang ilmu sosial yang berjuang untuk mendobrak status quo dan membebaskan manusia, khususnya rakyat miskin dan kecil dari status quo dan struktur sistem yang menindas).
Beberapa teori studi budaya (cultural studies) dan ekonomi politik juga bisa dikaitkan dengan teori kritis. Sebab, teori-teori itu secara terbuka menekankan perlunya evaluasi dan kritik terhadap status quo. Teori kritis membangun pertanyaan dan menyediakan alternatif jalan untuk menginterpretasikan hukum sosial media massa.
Teori kritis sering menganalisis secara khusus lembaga sosial, penyelidikan luas untuk yang dinilai objektif adalah mencari dan mencapai. Media massa dan budaya massa telah mempromosikan banyak hal yang ikut menjadi sasaran teori kritis. Bahkan ketika media massa tidak melihat sebagai sumber masalah khusus, mereka dikritik untuk memperburuk atau melindungi masalah dari yang diidentifikasikan atau disebut dan dipecahkan.
Bisa dikatakan bahwa teori media kritis ini sebisa mungkin mendorong perubahan secara terus-menerus. Hegemoni pemilik modal sudah saarnya dihilangkan dengan perlawanan. Sebab, pemilik modal biasanya akan lebih mementingkan safety first bisnis media massanya. Artinya, jika kebijakan media mengancam kemarahan pemerintah yang akhirnya mengancam bisnis medianya harus dilawan. Teori media kritis merupakan alternatif baru dalam usaha memahami seluk-beluk media dan bagaimana media itu harus selalu bersikap untuk tidak mengukuhkan status quo.
Menurut perspektif teori ini, media tidak boleh hanya memberitakan fakta atau kejadian yang justru memperkuat status quo. Media harus terus mengkritisi setiap ketidakadilan yang ada di sekitarnya. Hal ini juga berarti, media tidak boleh tunduk pada pemilik modal yang kadang ikut menghegemoni isi medianya. Media harus terus mengkritisi dan melawan segala bentuk hegemoni dan kekuasaan yang hanya berada di tangan penguasa.
11.    Selective Processes Theory (Teori Proses Selektif)
Teori ini merupakan hasil penelitian lanjutan tentang eefek media masa pada Perang Dunia II yang mengatakan bahwa penerimaan selektif media massa mengurangi sejumlah dampak media. Teori ini menilai khalayak cenderung melakukan selective exposure (terpaan selektif). Mereka menolak pesan yang berbeda dengan kepercayaannya.
Tahun 1960 Joseph Kalpper menerbitkan kajian penelitian efek media massa yang tergabung dalam penelitian pasca perang tentang persuasi, pengaruh personal dan proses selektif. Klapper menyimpulkan bahwa pengaruh media itu lemah, presentase pengaruhnya kecil bagi pemilih dalam pemilihan umum, pasar saham, dan pengiklan.
12.    Social Learning Theory (Teori Pembelajaran Sosial)
Selama beberapa tahun kesimpulan Klapper dirasakan kurang memuaskan. Penelitian dimulai lagi dengan memakain pendekatan yang baru, yang dapat menjelaskan pengaruh media yang tak dapat disngkal lagi, terutama televisi terhadap remaja. Maka muncullah teori baru yang bernama Social Learning Theory (Teori Pembelajaran Sosial). Teori ini diaplikasikan pada perilaku konsumen yang bertujuan untuk memahami efek terpaan media massa. Berdasarkan hasil penelitian Albert Bandura, teori ini menjelaskan bahwa pemirsa meniru aoa yang mereka lihat di televisi, melalui suatu proses observational learning (pembelajaran hasil pengamatan). Klapper menganggap bahwa ganjaran dari karakter TV diterima sebagai perilaku antisosial, termasuk menjadi toleran terhadap perilaku perampokan dan kriminalitas, menggandrungi kehidupan glamor seperti di televisi.
I.           KONSEP MASSA
            Massa memiliki unsur-unsur penting, yaitu:
1.                  Terdiri dari sekelompok masyarakat dalam jumlah yang sangat besar, yang menyebar dimana-mana dan satu dengan lainnya tidak saling mengenal atau pernah bertemu atau berhubungan secara personal.
2.                  Jumlah massa yang besar menyebabkan massa tidak dapat dibedakan satu dengan lainnya. Misalnya penonton RCTI dengan Anteve.  Karenanya konsep massa dari segmentasi sulit diprediksi dengan angka-angka pasti (akurat).
3.                  Karena jumlah yang besar maka massa juga sukar diorganisir.  Jumlah massa yang besar itu cenderung bergerak sendiri-sendiri berdasarkan sel-sel massa yang dapat dikendalikan oleh orang-orang dalam sel itu.  Gerakan-gerakan massa akan semakin besar apabila sel-sel itu bertemu dan bergerak berdasarkan kondisi sesaat yang terjadi di lapangan.  Interaksi yang terjadi biasanya bersifat emosional.
4.                  Massa merupakan refleksi dari kehidupan sosial secara luas. Setiap bentuk kehidupan sosial merefleksikan suatu kondisi masyarakat secara keseluruhan.
J.         PROSES KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa dalam prosesnya melibatkan banyak orang yang bersifat kompleks dan rumit.  Menurut McQuail (1999)  proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk:
1.            melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala yang besar, sekali siaran atau pemberitaan jumlahdan lingkupnya sangat luas dan besar.
2.            proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah yaitu dari komunikator kepada komunikan atau media kepada khalayak.  Interaksi yang terjadi sifatnya terbatas.
3.            proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris antara komunikator dengan komunikan.  Ini menyebabkan komunikasi antara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. Kalau terjadi sensasi emosional sifatnya sementara dan tidak permanen. 
4.             proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal atau non pribadi dan anonim.
5.            proses komunikasi massa juga berlangsung didasarkan pada hubungan kebutuhan-kebutuhan di masyarakat. Misalnya program akan ditentukan oleh apa yang dibutuhkan pemirsa.  Dengan demikian media massa juga ditentukan oleh rating yaitu ukuran di mana suatu program di jam yang sama di tonton oleh sejumlah khalayak massa.
K.        BUDAYA MASSA
Komunikasi massa berproses  pada level budaya massa sehingga sifat-sifat komunikasi massa sangat dipengaruhi oleh budaya massa yang berkembang di masyarakat di mana  proses komunikasi itu berlangsung. Dengan demikian, maka budaya massa dalam dalam komunikasi massa memiliki karakter sebagai berikut:
1.            non-tradisonal, yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya populer.  Acara-acara infoteiment, variety show, Indonesian idol merupakan contohnya.
2.            budaya massa juga bersifat merakyat, tersebar di basis massa sehingga tidak mengerucut pada tingkat elit, namun apabila ada elit yang terlibat dalam proses ini, maka itu bagian dari proses dari basis massa itu sendiri.
3.            budaya massa juga memproduksi produk-produk massa.  Semua orang dapat memanfaatkan sebagai hiburan umum.
4.            budaya massa sangat berhubungan dengan budaya populer sebagai sumber budaya massa.  Bahkan secara tegas dikatakan bahwa bukan populer kalau bukan budaya massa, artinya budaya tradisional juga dapat menjadi populer apabila menjadi budaya massa.  Misalnya srimulat, campursari atau ludruk.  Pada mulanya kesenian tradisional ini berkembang di masyarakat tradisional dengan karakter-karekter tradisional, namun ketika kesenian ini dikemas di media massa maka sentuhan-sentuhan populer mendominasi seluruh kesenian itu baik cerita, kostum, latar dan tidak lagi menjadi sebatas konsumsi masyarakat pedesaan.
5.            budaya massa terutama diproduksi oleh media massa dengan biaya yang cukup besar dengan harapan menghasilkan keuntungan yang lebih besar sebagai kelanjutan budaya massa itu sendiri.  Karena itu budaya massa diproduksi secara komersial agar tidak saja menjadi jaminan keberlangsungan budaya massa namun juga menghasilkan keuntungan bagi kapital yang diinvestasikan pada kegiatan tersebut.
6.            budaya massa juga diproduksi secara eksklusif dengan simbol-simbol kelas sosial atas sehingga terkesan modern dan prestisius, namun sebenarnya budaya massa untuk siapa saja yang ingin menikmatinya.  Syarat utama dari ekslusifitas budaya massa ini adalah keterbukaan dan kesediaan terlibat dalam budaya secara massal.
L.         FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat.  Robert K.Merton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi tidak diinginkan.  Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional.
Selain manifest function dan latent function, setiap aktivitas sosial juga berfungsi melahirkan (beiring function) fungsi-fungsi sosial lain, bahwa manusia memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat sempurna.  Sehingga setiap fungsi sosial yang dianggap membahayakan dirinya, maka ia akan mengubah fungsi-fungsi sosial yang ada.  Contohnya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah, disatu sisi adalah untuk membersihkan masyarakat dari praktik korupsi, namun di sisi lain tindakan pemberantasan korupsi yang tidak diikuti dengan perbaikan sistem justru akan menimbulkan ketakutan bagi aparatur pemerintah secara luas tentang masa depan mereka karena merasa tindakannya selalu diawasi, ditakuti dan ditindak.
Tak adanya perbaikan sistem yang baik dan ketakutan justru akan melahirkan (beiring) model-model korupsi baru yang lebih canggih.  Dengan demikian, aktivitas sosial lama itu ketika mendapat tekanan sosial, kemudian mengalami metamorfosa dan kemudian melahirkan aktivitas sosial.Begitu pula dengan fungsi komunikasi media massa, sebagai aktivitas sosial masyarakat, komunikasi media massa juga mengalami hal yang serupa.  Seperti pemberitaan bahaya Tsunami terhadap kehidupan masyarakat pantai.  Di satu sisi pemberitaan tersebut adalah informasi mengenai bagaimana masyarakat pantai dapat menghindari bahaya Tsunami ketika bencana itu datang, tapi pemberitaan itu juga sekaligus menciptakan ketakutan dan kecemasan yang amat sangat bagi masyarakat yang hidup di pesisir pantai. Bahkan pemberitaan itu juga berdampak buruk bagi orang-orang pegunungan yang akanMerencanakan pindah tempat tinggal kedaerah pesisir
k.1 Fungsi pengawasan
Media massa merupakan sebuah medium di mana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif.  Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.  Seperti, pemberitaan bahaya narkoba bagi kehidupan manusia yang dilakukan melalui media massa dan ditujukan kepada masyarakat, maka fungsinya untuk kegiatan preventif agar masyarakat tidak terjerumus dalam pengaruh narkoba.
Sedangkan fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.  Medai massa dapat memberi reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan fungsional bagi anggota masyarakat lainnya,  namun sebagainya akan memberikan punishment apabila aktivitasnya tidak bermanfaat bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat.
k.2Fungsi social learning
Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.  Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat   di mana komunikasi massa itu berlangsung.  Komunikasi massa itu dimaksukan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien dan menyebar secara bersamaan di masyarakat secara luas.  Fungsi komunikasi massa ini merupakan sebuah andil yang dilakukan untuk menutupi kelemahan fungsi-fungsi paedogogi yang dilaksanakan melalui komunikasi tatap muka, di mana karena sifatnya, maka fungsi paedogogi hanya dapat berlangsung secara eksklusif antara individu tertentu saja.
k.3Fungsi penyampaian informasi
Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, emiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informai kepada masyarakat luas.  Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informasi tercapai dalam waktu cepat dan singkat.
k.4Fungsi transformasi budaya
Fungsi informatif adalah fungsi-fungsi yang bersifat statis, namun fungsi-fungsi lain yang lebih dinamis adalah fungsi transformasi budaya.  Komunikasi massa sebagaimana difat-sifat budaya massa, maka yang terpentin adalah komunikasi massa menjadi proses transormai budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang dilakukan oleh media massa.
Fungsi transformasi budaya ini menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi social learning, akan tetapi fungsi transformasi budaya lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari bidaya global.  Sebagaimana diketahui bahwa perubahan-perubahan budaya yang disebabkan karena perkembangan telematika menjadi perhatian utama semua masyarakat di dunia, karena selain dapat dimanfaatkan untuk pendidikan juga dapat dipergunakan untuk fungsi-fungsi lainnya, seperti politik, perdagangan, agama, hukum, militer, dan sebagainya. 
Jadi, tidak dapat dihindari bahwa komunikasi massa memainkan peran penting dalam proses ini di mana hampir semua perkembangan telematika mengikut-sertakan proses-proses komunikasi massa terutama dalam proses transformasi budaya.
k.5 Hiburan
Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan fungsi-fungsi lain,komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komuniasi massa menggunakan media massa, adi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa Transformasi budaya yang dilaksanakan oleh komunikasi massa mengikut-sertakan fungsi hiburan ini sebagai bagian penting dalam fungsi komunikasi massa.
Hiburan tidak terlepas dari fungsi media massa itu sendiri dan juga tidak terlepas dari tujuan transformasi budaya.Dengan demikian, maka fungsi hiburan dari komunikasi massa saling mendukung fungsi-fungsi lainnya dalam proses komunikasi massa.

M.        KOMUNIKASI MASSA SEBAGAI  SISTEM SOSIAL
Kata sistem berassal dari bahasa Yunani, yaitu systema.  Artinya sehimpunan dari bagian atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan (Narwoko dan Suyanto, 2004:123).  Dalam tradisi ilmu sosial penggunaan istilah sistem lebih sering digunakan untuk merujuk pada pengertian sebuah sistem organik, yaitu sebuah sistem yang didalamnya terdiri dari beberapa komponen yang lebih kecil yang memiliki kehidupan (animate).  Istilah ini digunakan untuk membedakan penggunaan istilah yang sama pada ilmu-ilmu eksakta, di mana sebuah sistem anorganik terdiri dari beberapa komponen yang lebih kecil yang tak berjiwa (in-animate).
Walaupun demikian, kedua istilah sistem itu mengarah kepada pengertian sistem sebagai sebuah himpunan kehidupan sosial yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya secara teratur dan sistematis serta membentuk suatu kehidupan yang menyeluruhDi masyarakat, sistem digunakan untk beberapa pengertian sebagai berikut:
1.            sistem ditujukan sebagai gagasan atau ide yang tersusun, terorganisir dan membentuk suatu kesatuan yang sistematis dan logis, umpanya adalah filsafat, nilai pemerintahan, demokrasi, kekerabatan, dan sebagainya.
2.            sistem yang merujuk pada pengertian sebuah kesatuan, kelompok, sebuah himpunan dari beberapa unit atau komponen yang terpisah-pisah, memiliki hubungan-hubungan khusus sehingga membentuk sebuah keseluruhan yang utuh, seperti pesawat terbang, komputer, arloji, dan sebagainya.
3.            sistem ditujukan untuk menyebutkan sebuah metod, cara, tehnik yang digunakan, seperti sistem belajar, sistem pelatihan, sistem bertindak, dan sebagainya.
Talcot Parson membagi karakter sistem sosial menjadi ;
1.            karakter himpunan yaitu sistem terdiri dari beberapa komponen yang terdapat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari
2.            karakter equilibrium, yaitu sistem merupakan sebuah kehidupan yang seimbang diatur oleh norma dan aturan-aturan dalam masyarakat tersebut. (Ritzer dan Goodman, 2003)
Hal-hal yang dapat dimanfaatkan dari teori sistem adalah:
1.            sistem sebagai suatu teori dapat digunakan semua ilmu-ilmu sosial.
2.            sistem mengandung banyak tingkatan dan dapat diaplikasikan pada aspek dunia sosial berskala besar maupun kecil, ke aspek ruang paling subjektif dan objektif.
3.            teori sistem tertarik pada keragaman hubungan dari berbagai aspek dunia sosial.
4.            pendekatan sistem cenderung menganggap melihat semua aspek sosiokultural dari segi proses, khususnya jaringan informasi dan komunikasi.
5.            teori sistem bersifat inherent dan integratif (Ritzer dan goodman; 2003)
Komunikasi massa sebagai sistem sosial memiliki komponen-komponen penting yaitu :
1.            nara sumber sebagai sumber-sumber informasi bagi media massa.
2.            publik yang mengkonsumsi media massa.
3.            media massa meliputi, organisasinya, sumber daya manusia, fasilitas produksi, distribusi, kebijakan yang ditempuh, ideologi yang diperjuangkan, dsb.
4.            aturan hukum dan perundang-undangan, norma-norma dan nilai-nilai, serta kode etik yang mengatur pelaksanaan semua stakeholder komunikasi massa.
5.            institusi pendukung yang tumbuh untuk memberikan kontribusi terhadap kegiatan komunikasi massa, seperti percetakan, periklanan, production house, dll.
6.            pihak-pihak yang mengendalikan berlangsungnya komunikasi massa, permodalan, penguasa, kekuatan politik, maupun kelompok kepentingan.
7.            unsur-unsur penunjang lain yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan komunikasi massa.  Contohnya perusahaan penghasil teknologi komunikasi, kondisi sosial, ekonomi, politik,  kondisi global internasional dan percaturan politik dunia.
N.        PERAN MEDIA MASSA
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agen of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan.  Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan :
1.                  sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi.  Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju.
2.                  media massa menjadi media informasi bagi masyarakat. Dengan banyak informasi masyarakat menjadi lebih mampu berpartisipasi dalam setiap aktivitasnya.
3.                  media massa sebagai media hiburan.  Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya, menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya.
O.        EFEK KOMUNIKASI MASSA
Berdasarkan teorinya, efek komunikasi masa dibedakan menjadi tiga macam efek, yaitu efek terhadap individu, masyarakat, dan kebudayaan.

n.1Efek komunikasi masa terhadap individu
Menurut Steven A. Chafee, komunikasi masa memiliki efek-efek berikut terhadap individu:
1.            Ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi (contoh: dengan adanyaindustri media massa membuka lowongan pekerjaan)
2.            Efek sosial: menunjukkan status (contoh: seseorang kadang-kadang dinilai dari media massa yang ia baca, seperti surat kabar pos kota memiliki pembaca berbeda dibandingkan dengan pembaca surat kabar Kompas.
3.            Efek penjadwalan kegiatan
4.            Efek penyaluran penghilang perasaan
5.            Efek perasaan terhadap jenis media


Menurut Kappler (1960) komunikasi masa juga memiliki efek:
1.            conversi, yaitu menyebabkan perubahan yang diinginkan dan perubahan yang tidakdiinginkan.
2.            memperlancar atau malah mencegah perubahan
3.            memperkuat keadaan (nilai, norma, dan ideologi) yang ada.


























BAB III
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing yang bekerja sama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai selaras dan harmonis maka diperlukan kerja sama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak untuk bersama sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi. Komunikasi massa dan organisasi saling terkait dan berhubungan satu sama lain. proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan mencerminkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam.




DAFTAR PUSTAKA
·                     Teori komunikasi. Theories of human communication.salemba humanika.edisi 9
·                     Karaeng_id.blogspot.co.id
·                     Chellyneindra.blogspot.com/2014/03/teori-komunikasi-massa