Selasa, 09 Juni 2015

KONGLOMERASI MEDIA

Konglomerasi Media adalah penggabungan-penggabungan perusahaan media menjadi perusahaan yang lebih besar yang membawahi banyak media. Konglomerasi ini dilakukan dengan melakukan korporasi dengan perusahaan media lain yang dianggap mempunyai visi yang  sama. Pembentukan konglomerasi ini dengan cara kepemilikan saham, joint venture / merger, atau pendirian kartel komunikasi dalam skala besar baik integrasi vertikal,intergasi horisontal maupun kepemilikan silang. Akibatnya kepemilikan media yang berpusat pada segelintir orang.
 Contoh dalam hal ini ada CT Corp ini dibawahi oleh Chairul Tanjung. Di dalamnya ada Trans Media yang membawahi media-media yaitu Trans Tv, Trans 7, Detik.com, Detik Tv, Trans Vision, dan akan masuk CNN Indonesia. Jadi ketika CT memiliki modal banyak akhirnya ia berbisnis media. Bahwa bisnis media membutuhkan biaya yang sangat besar membutuhkan biaya miliaran bahkan triliunan rupiah, orang yang tidak memiliki modal maka tidak memiliki kesempatan dan orang yang memiliki modal dapat melebarkan sayapnya seperti CT sekarang memiliki Trans Media yang awalnya ia hanya memiliki Trans Tv, namun sekarang memiliki banyak media dalam satu wadah.
 Sebelumnya Chairul Tanjung sudah memiliki Trans TV dan kemudian ia mengakuisisi TV 7 dan mengubah namanya menjadi Trans 7. Kedua televisi miliknya ini mempunyai konsep hiburan. Keduanya hanya dibedakan oleh bidikan pangsa pasar dan perbedaan program dengan konsep yang khas remaja saat ini.Trans TV mengambil pangsa pasar menengah keatas, sedangkan Trans 7 untuk kalangan menengah kebawah. Selain itu melebarkan sayapnya
pada media online dan tv kabel berlangganan.
Share dan Rating trans Media
Trans Tv ada rapat evaluasi setiap minggunya. Membahas mengenai share rating antara Trans TV dengan SCTV dan Trans TV dengan RCTI, karena rating tertinggi untuk media komersil saat ini masih dipegang oleh SCTV dan RCTI dengan FTV dan reality show-nya. Pesaing Trans TV adalah SCTV dan RCTI karena share dan ratingnya bersaing sengit.
Kompetisinya biasa menyaingi masing-masing program, bukan hanya program acara tapi juga masuk ke dalam konten berita untuk menyaingi, karena di program berita saat ini masih kuat Liputan 6 SCTV, Sindo di urutan kedua dan Trans TV di urutan ketiga (Reportase). “Kompetisi itu biasa”

 Pada intinya, kepemilikan media hanya dapat dinikmati segelintir orang saja dan membentuk sebuah gurita media karena satu orang menguasai berbagai media. Mungkin bagi kebanyakan  orang, nampaknya hal ini sah-sah saja. Karena setiap orang pasti akan selalu berusaha untuk mengembangkan usahanya. Tetapi ternyata baik konglomerasi, konvergensi serta monopoli di bidang media, memiliki dampak yang luar biasa berbahaya bagi masyarakat, karena dapat membentuk opini tertentu yang tidak sehat, sterotipe pada suatu hal tertentu dan lain-lain. Jika sudah begitu, kita sendiri yang harus pintar memilih dan bersikap netral

Tidak ada komentar:

Posting Komentar